top of page
Search

Dampak Positif Hubungan Individu dengan Lingkungan Alam pada Kesejahteraan Mental

  • Writer: Lingkar Mahasiswa Kebumen
    Lingkar Mahasiswa Kebumen
  • Sep 12, 2021
  • 6 min read

Penulis: Rizki Hakam Kurniadin


Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan manusia secara langsung maupun tidak langsung (Coki, 2016). Salah satu jenis dari lingkungan adalah lingkungan alam. Lingkungan alam merupakan lingkungan disekitar kita yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama dan terdiri atas lingkungan darat, perairan, dan udara. Lingkungan alam merupakan lokasi terjadinya segala bentuk fenomena alam seperti fenomena meteorologis, geologis, atmosferis, biologis, dan berbagai fenomena lainnya. Dengan berbagai kompleksitas dari interaksi di antara berbagai faktor pembentuk lingkungan alam tersebut, lingkungan alam menjadi suatu kesatuan sistem yang mampu menopang berbagai jenis kehidupan di dalamnya. Lingkungan alam merupakan tempat pertama bagi makhluk hidup untuk berinteraksi dengan kondisi aktual disekitarnya. Dengan begitu, lingkungan alam menjadi sesuatu yang penting dalam memfasilitasi makhluk hidup untuk berkembang sesuai dengan fitrahnya.


Manusia merupakan makhluk yang tidak bisa terlepas dari lingkungannya. Sebagai makhluk ekonomi yang senantiasa berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia selalu berada dalam sebuah hubungan dengan lingkungan alam disekitarnya. Hubungan secara material ini membuat manusia hampir bergantung seluruhnya bergantung dalam memenuhi kebutuhannya pada lingkungan alam. Misalnya, dalam memenuhi kebutuhannya akan pangan, sandang, dan papan, manusia bergantung pada alam dalam peranannya sebagai sumber daya yang dapat memenuhi beragam kebutuhan manusia. Tentunya, sumber daya yang disediakan oleh lingkungan alam memerlukan pengorbanan berupa usaha dalam mendapatkannya. Selain itu, terdapat pula hubungan atau koneksi nonmaterial antara manusia dengan lingkungan alam. Hubungan ini direalisasikan melalui beberapa saluran pengalaman yang berkontribusi ke konstituen kesejahteraan yang berbeda dari hubungan material (Russell et al., 2013). Kualitas hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya menjadi sesuatu yang penting mengingat hubungan antara keduanya sangat erat dan saling berkaitan. Ketergantungan manusia dengan lingkungan alam merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Hal ini menguatkan gagasan mengenai pentingnya sebuah hubungan yang sehat di antara keduanya untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia. Dengan begitu, lingkungan alam merupakan sumber kehidupan yang penting, tidak hanya bagi manusia, namun juga untuk seluruh makhluk hidup yang menggantungkan diri padanya.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia yang semakin beragam diiringi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat setelah masa revolusi industri yang dimulai pada abad ke-18 di Inggris banyak melahirkan disiplin ilmu lain, salah satunya ilmu psikologi modern. Ilmu psikologi pada dasarnya berakar dari ilmu filsafat dan lahir sebagai jawaban atas pertanyaan manusia mengenai perenungan terhadap keberadaannya. Ilmu psikologi sebagai salah satu ilmu pengetahuan modern hadir untuk memahami kerumitan dan kedinamisan dari sisi kejiwaan manusia. Hal ini ditandai dengan munculnya metode penelitian saintifik mengenai bidang ilmu psikologi oleh Wilhelm Wundt dengan laboratorium psikologi pertamanya yang didirikan pada tahun 1879. Dalam kaitannya dengan lingkungan alam, salah satu hal yang menjadi titik tumbuh perkembangan ilmu ini adalah diskursus mengenai nature or nurture. Diskursus ini menjadi bagian yang tidak dapat diabaikan dalam perkembangan ilmu psikologi ketika mencoba menjelaskan berbagai fenomena psikologis yang ada sampai saat ini. Sepanjang sejarah perkembangannya, akan selalu ada pertentangan mengenai dua hal tersebut sebagai penentuan faktor utama suatu gejala psikologis. Sebagai makhluk yang tidak bisa terlepas dari lingkungannya, dalam perkembangannya, manusia akan dipengaruhi oleh lingkungan alamnya baik secara langsung maupun tidak langsung.


Dalam kaitannya antara manusia dengan lingkungannya, terdapat satu cabang dari ilmu psikologi, yaitu psikologi lingkungan. Psikologi lingkungan merupakan cabang dari disiplin ilmu psikologi yang mengeksplorasi hubungan antara manusia dan dunia eksternalnya. Psikologi lingkungan berfokus pada variasi dari ruang fisik yang ditinggali oleh manusia. Dalam kajiannya disebutkan bahwa lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia dapat memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Hal tersebut memberikan implikasi bahwa lingkungan, baik itu alami maupun buatan, dapat menimbulkan dampak positif dan negatif bagi orang-orang yang tinggal di lingkungan tersebut. Hal dapat disebabkan karena lingkungan memberikan stressor seperti suara, efek restoratif dari lingkungan alam, dan berbagai faktor eksternal yang dapat diasosiasikan dengan peningkatan kesejahteraan mental dan performa individu.

Keberadaan lingkungan alam yang disertai hubungan yang ‘intim’ dengan manusia merupakan suatu hal yang dewasa ini dinilai penting karena tingkat urbanisasi yang ekplosif diberbagai penjuru dunia. Lingkungan alam dengan segala kompleksitas sistemnya merupakan sesuatu yang krusial, tidak hanya sebagai sarana yang dapat mengamankan tingkat kesejahteraan, namun juga bagi kelangsungan hidup umat manusia. Di tengah kawasan urban misalnya, kehadiran lingkungan alam yang relatif aman dari pengaruh rapid urbanization seperti adanya kawasan lindung atau taman serta hutan kota dapat memberikan ruang bagi masyarakat sekitar untuk mengeksplorasi, bermain, dan merelaksasikan diri dengan kondisi minim gangguan. Hal ini dinilai dapat memiliki dampak positif bagi kesehatan mental individu, terbukti dengan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara waktu yang dihabiskan di lingkungan alam dan kedekatan individu dengan ruang terbuka hijau dengan indikator dari kesejahteraan mental seperti rendahnya gejala kecemasan dan depresi. Selain itu, hadirnya lingkungan alam disekitar kita juga dapat meningkatkan kesehatan fisik individu dengan menurukan level hormon kortisol dan tekanan darah serta mendorong individu untuk melakukan aktivitas fisik secara outdoor.



Lingkungan alam merupakan salah satu sumber yang diketahui memiliki dampak paling kuat dalam memicu perasaan positif seperti kagum dan meningkatkan perasaan untuk mengeksplorasi. Hal ini dapat disebabkan karena lingkungan alam dapat memberikan sebuah pengalaman atau perasaan akan ‘keluasan’ yang merupakan sebuah perasaan mengenai adanya sesuatu yang lebih besar dari pengalaman keseharian seseorang. Salah satu hal yang dapat kita lakukan ketika berada di lingkungan alam adalah forest bathing. Forest bathing merupakan sebuah praktik meditasi berupa pengalaman yang menyeluruh, mleibatkan kelima indera dan bersifat mindful di lingkungan alam. Praktik ‘menyatu dengan alam’ ini selaras dengan studi-studi yang

menyatakan bahwa menghabiskan waktu di lingkungan alam dapat mengurangi kecemasan dan memperbaiki mood. Dari perspektif psikologi evolusioner, menurut Seymour (2016), ketertarikan alamiah dari manusia terhadap lingkungan alam ini merupakan bentuk dari preferensi lingkungan, sebuah preferensi yang terbentuk karena proses evolusioner dimana lingkungan alam merupakan tempat leluhur kita tumbuh. Kellert dan Wilson (1993) dalam Capaldi A. et al., 2014 mencetuskan hipotesis biophilia, yaitu sebuah ketertarikan kepada hidup dan ‘seperti kehidupan’ yang jika ditelisik juga dari perspektif evolusioner, selama sejarah evolusinya, manusia hampir menghabiskan seluruh waktunya di lingkungan alam, dan baru-baru saja ini menjalani kehidupan urban. Ketertarikan terhadap lingkungan alam dan keinginan untuk reconnect ke alam masih tersisa dalam psikologi modern kita.

Mengenai keterkaitan antara dampak positif dari lingkungan alam dengan kesehatan mental, akhir-akhir ini, isu-isu mengenai kesehatan mental sedang marak dibicarakan. Berbagai pihak gencar melakukan kampanye dengan mengangkat isu kesehatan mental dan memposisikannya bukan sebagai hal tabu, namun sebagai suatu hal yang sudah selayaknya diberikan perhatian. Peningkatan kesadaran dan edukasi masyarakat mengenai isu ini dianggap penting karena seiring dengan cepatnya laju pertumbuhan yang dikarenakan oleh berbagai inovasi diberbagai aspek kehidupan seperti urbanisasi, ekonomi, dan kemajuan tekonologi tentunya akan memberikan stressor yang tidak pernah terbayangkan oleh generasi sebelumnya. Berbagai stressor dan tekanan eksternal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis berbagai kalangan di masyarakat. Kondisi ini juga dibarengi dengan berbagai masalah terhadap lingkungan alam dalam bentuk degradasi dan destruksi lingkungan alam. Berbagai permasalahan lingkungan ini muncul berbarengan dengan meningkatnya variasi kebutuhan manusia yang merupakan produk dari moda pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan karena tidak mempertimbangkan environmental cost yang diakibatkannya. Urbanisasi dan berbagai bentuk pemenuhan kebutuhan manusia lainnya secara ekstraktif seperti pertambangan, pertanian, peternakan merupakan faktor utama dalam alih fungsi lahan lingkungan alam. Hal ini tidak sepenuhnya hal yang buruk, namun dampak lingkungan yang disebabkannya dapat diminimalisir dengan pemberlakukan praktik pembangunan atau kegiatan alih fungsi lahan dengan lebih berkelanjutan disetiap bidangnya.

Seperti yang sudah dipaparkan pada beberapa paragraf sebelumnya, hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya merupakan sebuah hubungan yang sangat penting dalam menjaga kesejahteraan manusia secara keseluruhan dan menjaga kelestarian hidup umat manusia. Menimbang berbagai penelitian dari disiplin ilmu psikologi mengenai berbagai manfaat dari hubungan yang harmonis antara individu dengan lingkungan alamnya dalam menjaga kesehatan mental dan kesejahteraannya, kiranya perlu adanya upaya dan kerjasama dari berbagai kalangan di masyarakat untuk melindungi lingkungan alam seluas mungkin. Urgensi untuk melindungi lingkungan alam tidak pernah setinggi ini mengingat laju degradasi dan destruksi lingkungan alam akibat urbanisasi dan berbagai faktor lainnya. Kiranya perlu adanya aksi baik dalam bentuk perubahan struktural dari pemangku kebijakan, pengadaan kampanye yang lebih besar dengan tujuan untuk menggerakkan massa, maupun aksi non-struktural seperti sesimpel melakukan aksi perorangan. Akhir kata, diperlukan sinergi dari berbagai pihak dalam rangka mempromosikan gerakan menjaga lingkungan alam dalam kaitannya dengan manfaat menjaga kesehatan serta kesejahteraan mental kita.


Daftar Pustaka


Capaldi A., C. A., Dopko L., R. L., & Zelenski, J. M. (2014). The relationship between nature connectedness and happiness: A meta-analysis. Frontiers in Psychology, 5(AUG), 1–15. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2014.00976

Russell, R., Guerry, A. D., Balvanera, P., Gould, R. K., Basurto, X., Chan, K. M. A., Klain, S., Levine, J., & Tam, J. (2013). Humans and nature: How knowing and experiencing nature affect well-being. In Annual Review of Environment and Resources (Vol. 38). https://doi.org/10.1146/annurev-environ-012312-110838

Chowdhury, Madhuleena R. (2021, February 19). “The positive effects of nature on your

mental well-being”.

Gue, Konsultan. (2019, November 27). “Revolusi industri 1.0’.

Hari ini, Berita. (2021, February 3). “Mengapa manusia disebut makhluk ekonomi? Ini

Nailufar, Nibras N. (2020, March 23). “Kebutuhan manusia : primer, sekunder, tersier”.

Pratama, Cahya D. (2020, October 28). “Degradasi lingkungan hidup: definisi dan faktor

penyebab”.

Psychology Today. “Environment”.

Siadari, Coki. (2016, January 18). “Pengertian lingkungan alam”.

Welianto, Ari. (2020, March 5). “Perubahan sosial : arti dan bentuknya”.

Wikipedia. “Psikologi”.


 
 
 

Recent Posts

See All
ADA HARAP UNTUKMU

Oleh Rista Septiana Apa yang akan terlintas di benak kalian jika mendengar kata Kebumen? “Kebumen itu di mana?” Tanya mereka orang-orang...

 
 
 

Comentarios


©2021 by lingkarmahasiswakebumen. Proudly created with Wix.com

bottom of page