Mengenal Band wagon Effect
- Lingkar Mahasiswa Kebumen
- Aug 19, 2021
- 2 min read
Band wagon Effect adalah nama lain dari efek ikut-ikutan yang muncul dimana seorang konsumen mempunyai rasa untuk memiliki sebuah barang konsumsi yang sama setelah mengetahui orang lain atau kelompok lain sudah memilikinya. Hal paling sederhana dapat dicontohkan dalam mode pakaian yang menjadi tren dan seketika banyak orang akan mencari dan berusaha untuk mendapatkan barang yang sama. Yang menjadi dasar seseorang mengalami efek ini sebenarnya tanpa adanya alasan yang jelas seperti hanya ingin mengikuti tren sementara sehingga mereka dapat dikatakan mengikuti perkembangan zaman atau alasan iri terhadap orang lain.
Peran influencer dalam hal ini juga amat berpengaruh, seperti seorang artis atau selebgram yang memiliki pengikut atau penggemar yang banyak. Ketika seseorang seperti ini memamerkan segala sesuatu hal yang baru, maka secara tidak langsung itu akan memberikan efek kepada para pengikut atau penggemar mereka yaitu memunculkan rasa keinginan mengonsumsi sesuatu yang sama. Hal ini tentunya memiliki peran yang besar dalam dunia pasar. Para publik figur tentunya memiliki peranan besar apalagi ditambah dengan perkembangan zaman yang kian cepat. Akses informasi yang cepat memberikan dampak yang besar pula terhadap adanya Band wagon Effect ini.
Efek ini tentunya dapat memiliki dampak negatif ketika mayoritas konsumen yang merasakan hal ini belum begitu paham dengan keadaan serta kesadaran mereka. Apakah hal yang mereka lakukan sudah sesuai dengan keadaan perekonomian mereka dan apakah mereka sadar serta telah melakukan keputusan dengan pertimbangan yang tepat. Sering kali barang-barang yang menjadi mangsa konsumen yang telah terkena Band wagon effect ini adalah barang-barang yang bersifat konsumtif, sementara dan mudah habis seperti mainan anak-anak, pakaian, sepatu dan segala jenis barang yang sejenisnya. Tentunya konsumen harus sadar akan hal ini, apakah yang mereka lakukan benar-benar merupakan hal yang bersifat harus dan wajib untuk dipenuhi, atau pertanyaan lain seperti apakah segala jenis kebutuhan dasar yang lain sudah terpenuhi sehingga harus melakukan konsumsi berlebih pada salah satu jenis barang saja. Masyarakat seperti di Indonesia yang mayoritas memiliki angka kesadaran terhadap perilaku konsumtif yang rendah dan memiliki jiwa konsumtif tinggi seharusnya mulai sadar dan mengubah apa yang mereka lakukan karena hal ini tentunya juga menjadi tambahan beban berat bagi pemerintah yang sewajarnya berusaha untuk meningkatkan tingkat ekonomi negara di mata dunia.
Commentaires